Tliltocatl albopilosus

Honduran Curly Hair Tarantula
( sebelumnya bernama Brachypelma albopilosum )

Subfamily: Theraphosinae
Genus: Tliltocatl 
Species: albopilosus
Nama Umum: Honduran Curlyhair
Penemu : Valerio
Ditemukan pada : 1980
Sebaran : Honduras, Costa Rica, Nicaragua
Tarantula World: New World
Kecepatan Gerak
Nafsu Makan
Kekuatan Bisa
Growth
sikap defensif
Web / Jaring

Tarantula Wajib !

Brachypelma albopilosum yang sekarang berganti genus dan nama menjadi Tliltocatl albopilosus merupakan tarantula yang unik karena memiliki tampilan rambut yang melenting (keriting) berwarna coklat keemasan yang membuatnya tampak “wooly”, besar sekaligus “empuk”.

Brachyplema albopilosum, merupakan salah satu spesies terbaik bagi para pemula hobi tarantula karena spesies ini memiliki gerakan yang lambat, jinak, relatif aman untuk di pegang (handle). Selain itu tarantula cantik ini mudah pemeliharaannya, adaptif di berbagai kondisi, dan memiliki daya tahan yang baik.

Spesies yang berasal dari padang rumput dan perdu di amerika tengah ini tumbuh lebih cepat dibandingkan sepupunya Mexican Red Knee Tarantula yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pehobi pemula. Di Indonesia Brachypelma albopilosum sudah banyak dikembang-biakkan dan ketersediaannya cukup melimpah sehingga tarantula yang cukup aktif dalam kandang pemeliharaan ini bisa didapatkan dengan harga yang sangat terjangkau.

Sangat direkomendasikan bagi pehobi yang baru mengenal tarantula juga sebagai display pet yang sangat baik untuk edukasi.

Caresheet

Petunjuk Perawatan Brachypelma albopilosum

Brachypelma albopilosum merupakan tarantula tipe terestrial, opportunistic burrower yang artinya ia menyukai berada diatas tanah, tetapi cenderung membuat lubang persembunyian jika memungkinkan. Tipe ini  berbeda dengan obligate burrower yang menghabiskan hampir seluruh waktunya di lubang. Brachypelma albopilosum pada usia muda (sling) pada umumnya akan membuat lubang namun beranjak dewasa mereka akan menghabiskan banyak waktu di tempat terbuka. Salah satu karakter spesies ini adalah sangat aktif menata sarangnya dalam kandang, sangat menarik untuk diperhatikan.

Simak juga : [ tarantula tipe terestrial ] [ set-up kandang terestrial ]

Secara umum spesies dalam genus Brachypelma dikenal sebagai tarantula yang jinak dan non defensif. Namun Brachypelma albopilosum terkenal di kalangan pehobi tarantula sebagai tarantula yang “lemot” dan SANGAT jinak, jarang menggunakan urticating hairs apalagi threat pose. Gerakannya lamban dan dapat diprediksi bahkan cenderung “malas” bergerak sehingga mudah untuk di-handle. Dengan pengawasan dari orang dewasa, tarantula keriting ini dapat menjadi media edukasi yang baik bagi anak – anak.

Catatan : temperamen yang dideskripsikan merupakan temperamen umum, namun tentunya setiap tarantula memiliki karakter masing – masing. Kenali karakter tarantulamu sebelum memutuskan untuk handling.

Simak juga : [ tarantula temperamen jinak ]

Spesies tarantula yang berada dalam genus Brachypelma dikenal memiliki kecepatan pertumbuhan yang lambat namun Brachypelma albopilosum tumbuh dengan kecepatan menengah. Termasuk tarantula berukuran besar dengan tarantula dewasa  berada dalam rentang 14- 16 cm dengan postur kekar dan nampak “fluffy” karena rambut keritingnya

Simak juga : [ tarantula medium growth ] [ tarantula ukuran besar ]

Bisa / venom Brachypelma albopilosum termasuk kategori low venom yang tidak berbahaya bagi manusia dan efeknya setingkat dengan sengatan lebah. Namun tentunya kita tetap perlu waspada selalu tes temperamen tarantula sebelum melakukan handling.

Pada umumnya tarantula new-world cantik ini akan menggunakan urticating hairs yang berada di bagian belakang – atas abdomennya sebagai sarana pertahanan utama. Walau sangat jarang “kicking hair” / menendang untuk melentingkan urticating hairs, rambut pertahanan Brachypelma albopilosum dikategorikan level menengah yang jika terkena kulit akan mengakibatkan gatal namun harap berhati – hati karena efek rambut yang bergerigi ini cukup fatal jika terkena mata atau saluran pernafasan.

Simak juga :  [ tarantula low venom ] [ tarantula new-world ] [ penanganan jika tergigit tarantula ]

Brachypelma albopilosum termasuk kategori low webber dan umumnya membuat jaring tipis dipermukaan tanah untuk membantu mendeteksi pergerakan mangsa. Jaring ini tipis dan nyaris tidak terlihat secara kasat mata. Jaring tarantula keriting ini dapat diamati disekitar lubang persembunyian atau saat mendekati proses molting.

[tarantula low webber]  [tarantula medium webber]  [tarantula heavy webber]

Brachypelma albopilosum merupakan spesies yang memiliki adaptasi dan daya tahan yang baik di iklim tropis seperti Indonesia juga sangat toleran terhadap habitat yang kurang ideal. Selain tidak memerlukan perlakuan khusus kami merekomendasikan spesies ini bagi keeper pemula karena :

  1. Perawatan sederhana dan mudah
  2. Temperamen yang sangat jinak
  3. Ketersediaan dan mudah didapatkan
  4. Harga yang terjangkau
  5. Low venom
  6. Tipe terestrial sehingga mudah diamati dan menjadi display pet yang baik

Simak juga : [ tarantula yang cocok bagi pemula ]

Pada umumnya anggota genus brachypelma berasal dari habitat kering / semi kering, namun Brachypelma albopilosum pada habitat alaminya mendiami area dekat sungai, dibawah tumpukan batu, dan kayu. Tarantula keriting yang telah beradaptasi dengan baik di iklim Indonesia ini idealnya membutuhkan kandang dengan kelembapan yang lebih tinggi dibandingkan brachypelma lainnya.

Rekomendasi untuk spesies ini memiliki rentang yang lebar sehingga sangat mudah dipenuhi :

  • Suhu 180C – 290C dan
  • Kelembapan 65% – 85%

Suhu ideal ini tersebut merupakan suhu ruangan dengan indikator termudah adalah :

  1. Jika kita nyaman menggunakan t-shirt maka Brachypelma albopilosum akan baik – baik saja di suhu tersebut.
  2. Kelembapan 65% – 80% termasuk sedikit lembab indikator nya bisa menggunakan warna cocopeat yang coklat tua dan tidak sedikit lembab jika disentuh. Kelembapan pada level ini dapat dicapai dengan menyediakan air dalam  waterdish yang cukup lebar.

Simak juga : [ air minum bagi tarantula ] [ kelembapan cocopeat ]

Walaupun handling tidak disarankan, Brachypelma albopilosum merupakan spesies yang dapat di-handle. Hal yang perlu kita ingat adalah tarantula memiliki eksoskeleton bagian abdomen yang rapuh, sehingga jatuh dari ketinggian terutama pada tarantula dewasa dapat berakibat fatal bagi (perut pecah) . Oleh karena itu saat handling perhatikan jarak antara tarantula dan lantai, juga posisikan tarantula secara aman.

Simak juga : [ tips handling tarantula ]

Brachypelma albopilosum tidak memerlukan kandang dengan persyaratan khusus, yang perlu diingat adalah spesies ini merupakan tipe terestrial dimana luas lantai lebih penting dibandingkan tinggi.

Sling dapat dipelihara menggunakan deli cup / cup es krim / cup makanan / pot urine atau kontainer lainnya yang ukurannya disesuaikan dan diberi lubang ventilasi dibagian atas dan samping. Ukuran kontainer idealnya cukup besar bagi sling untuk berjalan – jalan namun tidak terlalu besar sehingga sling tersesat / sulit menangkap makanan. Sling tarantula beradaptasi dengan baik ditempat yang kecil karena di alam mereka menikmati perlindungan di lubang persembunyian mereka. Berikan substrat dengan tinggi sekitar 3 cm, satu sling per kandang. Secara bertahap kita akan memindahkan tarantula ke kandang yang lebih besar, ukuran kandang yang cukup memacu tarantula untuk melakukan pergantian kulit (molting).

Untuk tarantula dewasa dapat dipelihara di kontainer pendek, aquarium “gex” pendek maupun kontainer plastik seukuran kotak sepatu dapat dijadikan kandang yang baik selama memenuhi kriteria dasar :

  • ventilasi yang cukup di sisi dan bagian atas
  • ketersediaan air bersih,
  • substrat kedalaman minimal 1 kali legspan dan jarak substrat ke tutup tidak lebih dari 1,5 kali legspan,
  • luasan yang cukup,
  • tempat sembunyi.

Sebagai alternatif kandang ideal tentunya kita dapat pula menyediakan kandang custom yang didesain khusus bagi tarantula yang bisanya berbahan dasar akrilik dengan berbagai ornamen dekorasi.

Yang tidak kalah pentingnya adalah mengamankan kandang dari semut salah satunya dengan mengoleskan gemuk / oli padat / pelumas padat pada kaki meja. Cara lainnya dapat disimak di artikel berikut : [ musuh tarantula #1 ]

Seperti disebutkan sebelumnya Brachypelma albopilosum memiliki daya tahan dan adaptasi yang baik sehingga dapat mentoleransi kandang yang kurang ideal. Namun tentunya kita ingin kualitas hidup yang baik bagi peliharaan kita sebagai bentuk tanggung jawab keeper. Simak artikel detail mengenai kandang yang ideal bagi tarantula berikut [ kandang ideal ].

Substrat utama (75%) dapat menggunakan cocopeat yaitu sabut kelapa tua yang dihaluskan baik yang halus maupun yang masih mengandung serat.  Untuk kandang besar dan minim ornamen, serat cocopeat membantu tarantula untuk menjangkarkan jaring sehingga memudahkan mereka membangun lapisan tipis jaring di permukaaan tanah yang membantu dalam mendeteksi pergerakan mangsa.  Substrat lain yang dapat dicampurkan (tidak wajib) adalah coco-chip (potongan sabut kelapa berbentuk blok), spagnum moss, juga vermiculate sekitar 25% dari total substrat.

Substrat Brachypelma albopilosum dewasa dapat dibiarkan kering selama waterdish tersedia, kondisi ini membantu mencegah jamur dan cendawan. Sebulan dua kali, waterdish bisa diisi hingga meluap membasahi 1/2 luas substrat untuk kemudian dibiarkan hingga kering kembali. Kedalaman substrat sendiri idealnya minimal 10 cm dengan jarak antara substrat ke tutup kandang maksimal 1,5 kali legspan untuk meminimalisasi cedera akibat jatuh.

Simak juga : [ substrat bagi terarium tarantula ]

Aturan dasar dalam pemilihan pakan tarantula sangat sederhana :

  • Tarantula dasarnya insektivora
  • Ukuran pakan disesuaikan dengan ukuran perut tarantula
  • Tarantula lebih memilih pakan hidup
  • Keeper perlu disiplin mengatur pemberian makan

Untuk memudahkan, tarantula ukuran sling dapat diberikan :

  • Anak jangkrik (breed mandiri)
  • lalat buah (flightless atau versi ekonomis)
  • kaki belakang jangkrik
  • ulat hongkong / ulat kandang yang dipotong
  • nimfa (baby) kecoa turkis

sementara untuk juve sampai dewasa :

  • Jangkrik
  • Ulat hongkong
  • Ulat kandang
  • Ulat jerman
  • Kecoa turkis
  • Kecoa dubia
  • Kecoa madagaskar

Beberapa keeper memberikan cicak, pinky (baby mencit) sebagai variasi. Dalam pandangan kami dapat dilakukan, namun kami lebih merekomendasikan pakan standar, tingkatkan kualitasnya dengan gutload.

Brachypelma albopilosum merupakan spesies agressive eater yang jarang menolak pakan. Tarantula betina memiliki nafsu makan yang lebih besar dibandingkan jantan, oleh karena itu keeperlah yang perlu mengatur pemberian makanan. Umumnya pemberian pakan 1 kali seminggu dengan ukuran pakan yang sesuai sudah cukup bagi tarantula dewasa dan seminggu dua kali bagi sling. Pastikan mengangkat sisa makanan 24 jam setelah pemberian untuk menghindari berkembangnya jamur.

Pemberian pakan yang berlebih akan mengakibatkan abdomen tarantula tidak proporsional yang meningkatkan resiko gagal molting. Pakan hidup yang lebih besar dari tarantula berpotensi mengakibatkan cedera saat tarantula berusaha menyergapnya.

Simak juga :

Walaupun kita jarang melihat tarantula minum langsung (tidak seperti kalajengking AFS) namun ketersediaan air harus menjadi perhatian karena selain untuk minum air juga mempengaruhi kelembapan kandang.

  • Untuk sling berukuran dibawah 4 cm,  spray air ke dinding kandang membentuk butiran umumnya 1 sampai 2 kali seminggu. Sling umumnya membutuhkan kelembapan yang lebih tinggi, jumlah bukaan/ventilasi mempengaruhi kecepatan penguapan sehingga disarankan mengecek secara berkala jangan sampai sling mati karena dehidrasi. Spray cukup hingga substrat lembab bukan basah.
  • Untuk tarantula juve / dewasa sediakan tempat minum. Dapat berupa tutup botol amdk atau waterdish khusus. Substrat untuk Brachypelma albopilosum dapat dibiarkan kering, dua minggu sekali waterdish bisa diisi sampai melimpah sehingga separuh substrat basah sementara setengah lainnya kering.

Simak informasi lengkapnya di [ air bagi tarantula ]

Dengan pemeliharaan yang baik Brachypelma albopilosum dapat  mencapai usia dewasa di tahun ke-3 atau tahun ke-4 dan diperkirakan dapat hidup :

  • 20 – 25 tahun untuk betina
  • 5 – 6 tahun untuk jantan

Kecepatan pertumbuhan dipengaruhi beberapa hal diantaranya frekuensi pemberian pakan dan suhu, simak lengkapnya di [ 3 Faktor Pemicu Pertumbuhan Tarantula ]

Pemeliharaan komunal adalah memelihara beberapa tarantula pada satu kandang. Pemeliharaan komunal tidak direkomendasikan bagi spesies ini.

Simak juga [tarantula komunal]

Brachypelma albopilosum dipenuhi oleh rambut berwarna coklat tua hingga hitam dengan  kemilau keemasan / perunggu juga rambut yang lebih panjang berwarna emas yang menutupi seluruh tubuhnya. Kita dapat melihat dengan jelas rambut yang keriting di bagian abdomen (perut) dan kaki.

Simak juga [tarantula dengan aksen warna emas]  [tarantula berwarna dasar gelap]

Brachypelma albopilosum berasal dari amerika tengah tepatnya Nicaragua, Costa Rica dan bagian timur Honduras yang memiliki musim kering di januari – april  (kelembapan 65-75%) dan musim hujan pada mei – desember (kelembapan  75-85%) dengan variasi suhu 25-29°C (siang),  20-22°C (malam). Tarantula new-world ini dapat ditemukan di kawasan hutan hujan, baik di sekitar pangkal pohon besar, dekat sungai / sumber air, atau di petak-petak hutan hujan yang ditebangi.

Simak juga [tarantula new-wold] [tarantula old-world][tarantula Indonesia]

Tarantula merupakan hewan nokturnal yang aktif dimalam hari dan tidak memerlukan paparan sinar matahari sehingga saat menempatkan kandang tarantula, pastikan tidak menaruh kandang ditempat yang terkena sinar matahari langsung. Tarantula tidak memerlukan pencahayaan tambahan, gunakan cahaya ruangan normal.

Simak artikel lengkapnya [pencahayaan tarantula]

CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) atau konvensi perdagangan internasional tumbuhan dan satwa liar spesies terancam adalah perjanjian internasional antarnegara yang disusun berdasarkan resolusi sidang anggota World Conservation Union (IUCN) tahun 1963. Konvensi bertujuan melindungi tumbuhan dan satwa liar terhadap perdagangan internasional spesimen tumbuhan dan satwa liar yang mengakibatkan kelestarian spesies tersebut terancam. Selain itu, CITES menetapkan berbagai tingkatan proteksi untuk lebih dari 35.000 spesies terancam.

Tidak ada satu pun spesies terancam dalam perlindungan CITES yang menjadi punah sejak CITES diberlakukan tahun 1975 Pemerintah Indonesia meratifikasi CITES dengan Keputusan Presiden No. 43 Tahun 1978.

CITES terdiri dari tiga apendiks:

  • Apendiks I: daftar seluruh spesies tumbuhan dan satwa liar yang dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional
  • Apendiks II: daftar spesies yang tidak terancam kepunahan, tetapi mungkin terancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan
  • Apendiks III: daftar spesies tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi di negara tertentu dalam batas-batas kawasan habitatnya, dan suatu saat peringkatnya bisa dinaikkan ke dalam Apendiks II atau Apendiks I.

Pada masanya terjadi penangkapan besar – besaran Brachypelma albopilosum untuk diperdagangkan sehingga mengganggu kelestariannya di alam inilah yang menyebabkan Brachypelma albopilosum  tercantum dalam Appendix II daftar CITES pada 16/02/95 yang artinya hanya dapat diperdagangkan secara internasional berdasarkan kuota dan ijin.

Saat ini dan di Indonesia Brachypelma albopilosum telah sangat sukses dikembang-biakkan dalam penangkaran sehingga tidak ada lagi tarantula jenis ini yang merupakan tangkapan alam.

Ada beberapa metode menentukan jenis kelamin tarantula. Yang paling akurat adalah dengan mengecek kulit molt. Pada tarantula betina terdapat spermatheca sedangkan pada jantan spermatheca tidak ada.

Berikut penampakan spermatheca para Brachypelma albopilosum

Simak artikel lainnya [sexing tarantula]

Yang Unik Tentang B. Albopilosum

Tarantula pertama para hobiis umumnya adalah Brachypelma albopilosumBrachypelma hamorii, atau  Grammostola rosea

Ras murni Brachypelma albopilosum sangat langka dikalangan hobiis tarantula. Hal ini terjadi karena genus ini banyak dibudidayakan dan telah terjadi hybrid baik sengaja maupun tidak antara Brachypelma albopilosum dan genus Brachypelmalainya (B.vagans /B. schroederi). Nampaknya pencatatan yang kurang baik menyebabkan kesalahan identifikasi antara ras murni dan hybrid sehingga terjadi kerancuan pada generasi selanjutnya.

Brachypelma albopilosum menyukai kondisi yang hangat dan lembab hal ini berseberangan dengan anggota genus Brachypelma lainnya yang menyukai kondisi kering.

Diskusi mengenai spesies  Brachypelma albopilosum tidaklah lengkap tanpa topik hoby form vs true form. Dimana B. albopilosum dari Nicaragua diklaim sebagai “true form” ras murni yang DNAnya belum tercampur karena proses hybrid. Topik ini selalu hangat dengan pro dan kontra mengenai hybrid tarantula.

Saat ini terdapat dua jenis Brachypelma albopilosum : Honduran Curly Hair dan Nicaraguan Curly Hair. Seperti namanya, satu berasal dari Honduras yang lebih dulu dipelihara sebagai peliharaan eksotis, dan satu lagi berasal dari Nicaragua.

Kedua tarantula unik ini bisa didapatkan di Indonesia. Harga Nicaraguan lebih tinggi dibandingkan saudaranya dari Honduran yang lebih dahulu dibudidayakan di Indonesia.

Tarantulamu Bersikap ANEH ?
Kadangkala tarantula bersikan “aneh” dan membuat keepernya bertanya – tanya. Simak 7 sikap aneh tarantula dan artinya

Caresheet

Bagikan Informasinya